Berhati-hatilah. Di stasiun Mangarai, kereta itu berhenti. Kereta yang hanya terdiri atas empat gerbong. Gambar bulan sabit dengan pilox di salah satu gerbongnya. Jangan! Jangan pernah menaikinya. Atau, kau tak akan pernah kembali!!!Artikel ini saya dapat dari blog seorang railfans. fakta ini cukup membuat saya tidak habis pikir karena logikanya sebagai seorang yang tidak mendalami dunia perfilman saja bisa berpendapat seperti ini Cerita yang Konon adalah "Kisah Nyata" tentang Kereta Hantu binti Setan Manggarai, adalah Cerita tentang Kereta hantu itu sendiri dan bukan tentang Benar atau Tidaknya cerita tersebut. Saat berusaha Googking untuk menemukan versi awal Kisah ini, yang ditemukan justru cerita dari cerita itu sendiri alias synopsis film maupun isi cerita yang ada didalam novel. Sama sekali tidak menemukan relevansi cerita yang dianggap KISAH NYATA pada umumnya. Lucunya, ada 2 Sutradara "BERPENDIDIKAN" yang justru malah menyajikannya sebagai suatu kebohongan publik ! (untuk membodohi masyarakat). Kalo memang ini kisah nyata, saya siap adu debat dengan 2 Sutradara Konyol ini. 2 lawan 1. Empat lawan satu deh sama penulis naskahnya sekalian atau sama siapa saja yang dengan sengaja atau tidak telah membubuhkan tulisan “Kisah Nyata” pada kedua film ini. Berhubung ini film konyol yang mengatasnakaman Fakta/cerita rakyat maka saya akan menjawab ataupun berargumen dengan cara yang konyol juga untuk mematahkan pernyataan dan argument mereka yang telah memfilmkan kisah ini tanpa melalui riset yang mendalam. berapa hal yang tidak mungkin dalam film-film KISAH NYATA tersebut antara lain :
1. di Film Pertama (KHM) diceritakan Kereta bergerak Dari Manggarai (Jakarta) Menuju Bogor, sedangkan di Film Kedua (KSM) malah sebaliknya dari Bogor menuju Jakarta. Jika ini kisah nyata, (1) kenapa ada perbedaan versi. Bukankah kebenaran itu hanya ada satu?
(2) jika mengatasnamakan Kisah nyata, kenapa yang diceritakan bukan KISAH NYATA nya itu sendiri, tapi malah bumbu dari kisah ini yang terkesan lebih menonjol
2. Darimana hantu-hantu itu belajar mengendarai kereta api?, aku yang Railfans aja belum tentu bisa. Apalagi menjalankan KA tanpa menyalakan mesin
3. Kalo memang hantu kereta ini ada, maka mereka merupakan hantu paling iseng yang pernah ada. Ngapain coba hantu repot-repot menjalankan kereta api? Kalo memang ada Keperluan dari Jakarta mau ke Bogor atau sebaliknya, kenapa enggak terbang atau ngilang aja? Padahal di Film tersebut khan jelas-jelas digambarkan jika mereka mampu menghilang dan bergentayangan kesana-kemari. Moso' kalah sama Doraemon? Judul Kedua Film Konyol ini adalah Kereta bla bla bla Manggarai, namun kenapa penggambarannya justru KRL ? Bagi orang biasa tentu tak ada perbedaan yang berarti. Tapi bagi Railfans, kereta biasa dengan KRL tentu berbeda. Lain kali kepada Sutradara dan Penulis Naskah, Harap Perhatikan Penggunaan Kata yang lebih spesifik agar tidak menimbulkan kerancuan bahasa Coba Perhatikan Poster Kereta setan Manggarai, disana ada gambaran/pencitraan yang salah tentang kereta api. Perhatikan Konstruksi rel yang Nyleneh. ini jelas membuktikan bahwa mereka tidak tahu apa-apa soal Perkeretaapian, tapi kok berani-beraninya membuat film yang justru objek latar belakang utamanya adalah Kereta api. Ini tentu justru malah akan merusak Citra Perkeretaapian itu sendiri di salah satu film diceritakan jika ada Petugas Penjaga Pintu Perlintasan yang melihat KA melintas malam-malam. Jika memang benar, harap disebutkan diperlintasan mana (berapa) petugas itu berjaga. Dengan mengetahui lokasi tersebut, kita bisa telusuri siapa yang berbicara. Kalaupun petugas tersebut sudah tidak lagi aktif, tentu PT KAI punya datanya dong tentang siapa saja pegawainya yang berjaga di perlintasan tersebut? Kepada Penulis Naskah dan Sutradara, jangan asal menuduh kepada para Pahlawan Perkeretaapian yang tersisihkan tersebut. Mereka telah dengan ikhlas mengabdi untuk mengamankan perjalanan Kereta Api meski dengan gaji yang tidak seberapa. Kalau diibaratkan, mereka lah yang punya tanggung jawab segede pilot namun gaji seperti kenek angkot. Maka dari itu, jangan perparah lagi dengan mengkambinghitamkan mereka atas kekonyolan ini seolah-olah sumber Kisah ini adalah dari para petugas tersebut. Coba bayangkan, berapa banyak korban perharinya jika pintu perlintasan tidak dijaga oleh mereka sedangkan orang-orang kita umumnya teledor dan enggak sabaran saat melintasi pintu perlintasan? Coba bayangkan lagi, berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan PT KAI untuk menyantuni/membayar asuransi para korban yang tertabrak dipintu perlintasan ? sudah saatnya kita memberikan apresiasi kepada Mereka yang telah bertugas dengan penuh tanggung jawab. Sekecil apapun apresiasi itu, tentu akan membuat mereka lebih bersemangat untuk menjalankan tugasnya. Mereka tak lagi merasa tersisihkan dari Profesi KA lainnya. Mereka juga akan sedikit bangga dengan Pekerjaannya yang sebelumnya hanya disalahkan jika ada kecelakaan di Perlintasan yang mereka Jaga Di film tersebut, kalau tidak salah (sudah lupa sih, dah lama banget) diceritakan KA terakhir yang jadi biang keladi hal-hal aneh tsb melintas pukul 22.00 lebih. Namun ketika ekspedisi kemarin, kami menaiki KA yang jauh lebih Malam (Pkl 23.00) tapi gak ada-apa apa tuh … Sama sekali enggak ada kesan angker, seram, dll. Hal yang paling mungkin dari KRL yang berjalan sendiri adalah karena Rem Blong, Kereta Melintas dari Stasiun Bogor menuju arah Jakarta akibat adanya perbedaan ketinggian. Namun Kenapa di Salah satu Film tersebut yang digambarkan justru dari Jakarta Menuju Bogor? Pada hukum fisika, Bobot Mati Kereta dikali dengan Ketinggian harusnya sebanding dengan hasil kali Jarak dan Gaya Dorong (tanpa melibatkan gaya normal) secara matematis dirumuskan sebagai W x H = F x S dimana W adalah Berat, H adalah Ketinggian, F adalah Gaya, dan S adalah Jarak. Pertanyaan mungkin akan muncul atas pemaparan saya di point sebelumnya misalnya “Kalo gitu, berarti sangat mungkin dong jika Kisah yang di Ceritakan Nyata dalam Film kedua (KSM) soalnya kereta bergerak dari Bogor menuju Jakarta ?” Nah sebelum pertanyaan ini muncul dipermukaan, maka akan saya jawab duluan. Begini, Anggap Saja benar ada kereta yang berjalan meluncur dari Bogor menuju Jakarta, namun sebelum anda bertanya kepada saya, tolong pikirkan lagi pemaparan saya berikut ini : KA yang berhenti dari perjalanan terakhir di stasiun akhir secara prosedural biasanya akan segera masuk Dipo. Sangat tidak mungkin jika KRL tersebut di parkir di luar dipo alias malah di depan stasiun. Kecuali jika stasiun tersebut tidak memiliki Dipo. KA yang meluncur dari Bobor menuju Jakarta, hanya akan terjadi jika KRL masih berada di Jalur Utama (sepur lurus) karena dengan demikian KA tersebut tidak tertahan oleh rel. Jika KRL tersebut masih berada di sepur lurus, berarti masih ada petugas/masinis yang mengendalikan. Sangat tidak mungkin masinis menelantarkan keretanya begitu saja di depan stasiun. Setelah selesai mengantarkan penumpang menuju stasiun akhir, tugas masinis masih belum selesai. Ia masih harus memasukkan KRL tersebut ke Kandangnya. Kalaupun terjadi salah prosedur ketika ia hendak memasukkan KRL tersebut ke Dipo, misalnya PPKA lupa membelokkan KRL ke Rel yang menuju dipo, pastilah ada prosedur penyelamatan standar yang harus dilakukan baik masinis maupun Petugas di stasiun. 1 lagi, jarak Manggarai - Bogor lumayan panjang, sekitar 45 Kilometer, masa sih dengan jarak yang lumayan panjang itu KRL gak bisa dihentikan di stasiun yang berada diantaranya ? (pasar minggu, cilebut, citayam, dll. Misalnya). Sekali lagi, konyol yah, hal sepela seperti ini aja kok tidak terpikirkan oleh para penulis naskah dan sutradara. Pengandaian lagi neh, Kalaupun misalnya ada kejadian KRL yang NJOLOROG alias meluncur dari Bogor ke Manggarai, mestinya ada pemberitahuan dari stasiun Bogor ke stasiun berikutnya untuk melakukan penanganan, minimal ya dioper ke spoor badug atau diganjel Relnya atau gimana kek biar tuh KRL enggak nerus sampe Manggarai yang tentunya pasti bakal membahayakan para pengguna angkutan jalan raya yang melewati perlintasan. Yang paling konyol tentu saja di Film pertama dimana salah satu pemainnya yang juga gemar menelusuri dunia-dunia gaib menceritakan jika KRL Hantu tersebut berasal dari KRL yang mengalami kecelakaan Pada sekitar tahun 2003 dimana KRL naas tersebut masuk jurang dan pada akhirnya penumpangnya mati semua. Kisah Konyol harus dibantah dengan argumen konyol juga. Maka pertanyaan Konyol saya kali ini adalah “ Emang di Petak Jakarta – Bogor ada jurang ya? Mohon dijawab dengan akal sehat sampeyan. Aroma mistis dalam dunia perkeretaapian memang sudah pasti ada, karena pada umumnya jalur Kereta api dibuat dengan pengorbanan nyawa yang tidak sedikit dari para pekerja Paksa di jaman penjajahan. Namun kalo hantu bin setannya adalah pengendara Kereta kayaknya terlalu berlebihan deh… Jika sampeyan masih ngotot kalo Cerita yang sampeyan filmkan adalah KISAH NYATA, saya tantang sampeyan mblusuk bareng bertiga Pas Jum'at Kliwon atau selasa wage plus mengadakan ritual pemanggilan seperti yang tergambar di salah satu adegan film tersebut, gimana ? Hayo Berani Gak mempertanggungjawabkan Tulisan "Kisah Nyata" di Iklan Film Konyol Sampeyan ! Penjelasan ini masih terlalu singkat untuk membantah semua kekonyolan ini, masih banyak hal-hal lain yang masih bisa dibantah dari skenario murahan kalian. Sebagai Railfans, saya tidak terima dengan ulah segelintir orang yang mengotori citra perkeretaapian hanya demi menangguk sekarung rupiah lain kali, kalo mo bikin film yang berdasar kisah nyata, apalagi yang berbau rada ganjil, harap melakukan riset yang mendalam terlebih dahulu, cari informasi yang relevan sebanyak-banyaknya dari pihak-pihak terkait, dan jangan lupa libatkan orang-orang yang berada di lingkup tersebut untuk berdialog.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar