Senin, 02 Februari 2015
labelling anak
Melabeling anak, terjadi dalam kondisi yang tidak terkontrol memberi cap pada anak seperti “wah kamu emang ga suka makan sich”, makanya dengerin omongan mama, kamu sich ga mau dengerin mama. Biasanya pemberian label ini terjadi dalam kondisi lepas kendali, dimana orang tua mengeluarkan ucapan yang merupakan respon terhadap apa yang ia lihat. Hal ini terjadi hampir di seluruh keluarga, dan yang mengkhawatirkan adalah orang tua yang responsive cenderung memberikan label yang negatif.
Ada sebagian orang yang memberi pembenaran dengan mengatakan “lebih baik aku keluarkan daripada dipendam-pendam”. Yang tidak disadari oleh para orang tua adalah efek dari pemberian label ini pada hari-hari berikutnya, masa depan, psikologi, pergaulan dan konsep diri dari anak. Perlu disadari bahwasanya dengan member label pada anak, secara tidak sadar kita mengkreate anak kita menjadi apa yang kita katakan tersebut.
Inilah anakku, me-create, ketika mengatakan anak kita bandel, ga mau denger, nakal, suka mengganggu adiknya dan ini menjadi beneran terjadi pada anaknya, sehingga list nya unlimited. apa bener Labeling ini negatif semua, kan tujuannya untuk memberi tahu ini lo kesalahannya.. Perlu di ingat bahwa pendidikan bagi anak perlu diperhatikan mengalami perubahan. Kita punya pilihan sebenarnya, Kita punya pilihan label netral, positif atau negatif, namun sering kali si orang tua berada dalam kondisi emosional tak terkontrol sehingga label yang adalah label yang negatif. Padahal ada pilihan labeling positif. Yang perlu disadari oleh setiap orang tua dan kita semua hidup itu pilihan.
Emosi muncul juga karena pilihan, kita adalah penyebab, bukan akibat, ada orang yg sikapnya kurang menyenangkan, silahkan kita mau marah, atau di diamkan. First efectnya adalah marah namun Ini adalah kesempatan bagi kita untuk memberikan atau show akulah si sikap mulia, sabar, belajar untuk mengambil sikap untuk anakku.., namun terkadang kita lebih sering mengambil sikap negatif. Karena kita merasa itulah yang paling nyaman selama ini. Padahal memaafkan mengambil pelajaran atau mencari cara-cara lain itu adalah cara2 yang jauh lebih nyaman dan menyenangkan. Karena energinya lebih besar, memaafkan itu menyenangkan positif, nyaman, dan energinya lebih besar, seperti quantum phisical, anti kerutan, obat awet muda, untuk energi cinta, sayang,.. permisif, ada perbedaan antara tegas dan marah. Tegas yaitu ketika bikin rule maka ikuti. dan jika ada yang melanggar maka harus tegas..beda dgn marah marah itu emosi, yaitu efeknya marah tanpa sadar, ga normal lagi fikirannya, seperti petinju meninju sansak,, 2. Marah diikuti dg penyesalan, 3. Marah diikuti dengan rasa capek yg luar biasa, nah capek ini bikin cepat tua..
Tegas, itu ada aturan, bisa kata2nya keras bisa kata2nya tegas. Kata2 tegas dan kata2 marah, tegas ada pembelajaran tidak sebaliknya. Ada kisah, ada seorang tua pemarah dan emosi kemudian mengakibatkan anaknya cacat. Kita punya pilihan. Sebagai orang tua kita pny pilhn kata-kata sikap, cara, u mhdapi anak kita. Plhn kt slm ini adal (-). Memberi label pada anak Karena uncontrol.. mari buka cakrawala, buka hati, kita bgmana caranya ??? key word WHAT DO I WANT??
Contoh anaknya tidak mau makan, apa yang harus dilakukan ? Orang tua sering mengatakan apa yg terjadi. Bukan what do i want, karena yang kelihatan itu…Dia mengganggu adiknya.. sehingga menutup pertanyaan tadi what do i want?
Seorang tua yang sangat miskin punya kuda putih yang cantik, semua org suka kuda tsb. suatu hari Banyak yang ingin beli, dan menawar dengan harga tinggi sehinga raja ingin membeli dan menawar dengan harga tinggi Berapapun harganya akan ku beli namun orang tua tersebut tidak mau menjual. Dan orang tua tersebut mengatakan maaf saya tidak akan menjual kuda tersebut karena kuda tersebut bagi saya sudah lebih dari saudara. Kemudian apa yang dikatakan oleh orang-orang dasar orang tua yang malang udah dikasih duit sebanyak itu tidak mau. Hingga suatu saat kuda tersebut tidak ada di kandang, dan apa yang dikatakan oleh orang-orang, malangnya nasib orang tua tersebut kudanya hilang, padahal kalau saja dia menjualnya mungkin dia telah mendapatkan banyak keuntungan. Uang tidak dapat dan kuda pun hilang. Kemudian orang tua tersebut mengatakan, jangan memberi nilai pada apa yang terjadi, cukup bilang kudaku hilang dan tidak ada di tempat, sudah. tidak usah bilang aku beruntung aku malang, dan cap-cap lainnya. Kemudian beberapa minggu berselang kuda tersebut kembali lagi dengan membawa beberapa kuda liar lainnya. Dan orang-orang disekitar pun berkomentar lagi kudanya kembali, duh jangan-jangan bener ni orang tua yang beruntung, kemudian orang tua itu berkata, jangan bilang aku ini orang yang beruntung cukup bilang saja ada beberapa kuda yang datang. Kemudian si anak orang tua tersebut belajar mengendalikan kuda sampai tulangnya patah-patah, kemudian orang-orang berkata lagi tuh kan memang orang tua itu malang liatlah anaknya patah-patah karena belajar berkuda. Dan kemudian orang tua tersebut berkata lagi, sudah jangan labeli aku dengan cap-cap seperti itu. Cukup katakan saja anak ku terjatuh dari kuda dan patah, sudah, tak perlu melabeli ku dengan kata-kata aku beruntung, aku malang. Hingga singkat cerita suatu waktu raja memerintahkan kepada seluruh pemuda di desa tersebut untuk ikut berperang. Namun anak orang tua tersebut tidak jadi ikut perang karena tulang anaknya patah-patah. Dan orang-orang berkata lagi ternyata kita memang tidak bisa untuk melabeli si orang tua tersebut. Something is happening, Apa yg sebenernya yang kita inginkan dari apa yang terjadi.
Kita cendrung memberi label dan itu negatif, maka rubahlah cara kita, kita cendrung mengikuti dengan cara kita di besarkan dulu, kita dulu dibesarkan dg pola asuh yang harus sama dg masa kita. Mari kita Rubah!! Krn zaman telah berubah. Life must easier.
Labeling positif, apa tidak menyebabkan anak GR., Labeling positif sebaiknya juga dijelaskan, nakal nya seperti apa? Cantiknya seperti apa? Labelnya negatif kenapa?… kamu bisa jadi anak baik kan? Kamu anak pintar bisa ini…. Ketika melabeli dirumah maka akan terbawa main keluar, jika negatif dari rumah, maka di luar pun dia juga bersikap tidak baik. Guru2 disekolah, sekolah tu justru membuat anak bodoh. Karena ada yang antipati dengan sekolah maka keluar statement sekolah itu bikin bodoh. Control orang tua kan tidak sejauh itu, maka ketika mereka pulang maka cleansing, ketika mengantar dan menjemput mereka maka labeli mereka dengan hal-hal yang positif dan tanya apa yang terjadi di sekolah, apa yang menyenangkan di sekolahan tadi, jadikan sekolah itu adalah sebuah tempat yang menyenangkan, bukan menyedihkan
Pertanyaan dari seseorang yang belum punya anak, namun suka labeling ponakan “kamu suka ngambekan”. Saya baru sadar Ternyata itu tidak baik ya, Jadi gmana cara nya buat menghilangkan karakter merajuk. Keinginan saya saya ingin dia tidak cepat ngambekan, Apa tipsnya?
Jawaban :
What do i want ( kita ingin dia menerima apa yang terjadi) tidak gampang terpatahkan hatinya, maka berikan pilihan lainnya,
Mereframe, bingkai yang berbeda. Susah diatur nya dimana?? Misalnya kreatif maka anak kreatif mudah di arahkan. Nakal itu gmana bagusnya ya? Ngambekan, kita ingin dia menerima itulah yang terbaik pada saat itu. Walau tidak sesuai dengan keinginannya. Artinya perlu motivasi untuk bisa menerima apa yang terjadi.. ini juga membuat kita kreatif dalam memilih sikap. Yang perlu di lakukan orang tua dan guru, apa sich tantangan kita buat kondisi yang seperti ini??
Pertanyaan lainnya: Terkadang orang tua Memberi label anak karena memang sifatnya begitu, karena dengan melabel agar si anak mengerti kesalahannya. Dan merubah sikapnya.
Jawaban :
Paling gampang itu menceritakan apa yang terjadi, Dia memecahkan gelas, jangan tuh kan… paling gampang menyalahkan orang lain, anak. Sebaiknya jika melabeli kita juga harus memberi penjelasan, kamu memecahkan gelas karena kamu tidak hati-hati, maka untuk selanjutnya maka harus hati2.. ato mengganggu adiknya… itu tadi bukan kamu anak mama yang baik, tadi itu anak mama yang dulu2… nakal itu, kebetulan lagi nakalnya. Anak mama2 ini baik, sayang sama adik, boleh labeling tapi jangan langsung ke anaknya. Definisi nakal itu seperti ini, itu, but not u, some one else…
Seorang paman yang putus asa bertanya: Saya punya ponakan yang nakalnya minta ampun, gmana caranya??
Jawaban:
Ketika kita telah melabeli dia dengan nakal, maka ya memang itulah yang terjadi sehingga apa yang kita liat tentang dia ya itu nakal. Ketika dia melakukan sesuatu yang menurutnya itu kreatifitas namun itu kita labeling dia dengan kata nakal2 maka kedepan stigma dia telah tecantum seperti itu.
Pertanyaan lain: Bg hasbi, ada yang bilang gini, anak2 nakal itu wajar, tp yang ga wajar itu kurang ajarnya… gmana solusinya
Jawaban :
Kadang-kadang Anak2 itu mengeksplorasi, atau cari perhatian, meskipun ekstrim mencubit, menggigit dll.. bisa jadi itulah cara-cara mereka untuk cari perhatian, maka perlu kita koreksi, apakah perhatian kita ke dia telah full?? ato perhatian kita tercuri terambil dari yang lain, tuliskan kata-kata terindah kita utk mereka.kita sering menyalahkan anaknya, sehingga dia sering bilang dia tidak mau mendengarkan aku. Tapi apakah si mama melakukan dengan cara yang benar berkata??, mungkin si anak berfkir anaknya ingin pelukan, perhatian kasih sayang, , secara tersirat. Orang tua harus paham apa yang diinginkan oleh anaknya.
Sekilas : Galilah hal2 positif dari anak kita,. Jika ada kita melihat hal2 yang tidak seperti biasanya anggap saja itu eksplorasinya dan berikan perhatian yang lebih padanya.
Label:
psikologi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar